PT. Barata Indonesia (Persero)

PT Barata Indonesia (Persero) mengalami beberapa tahapan transformasi sejak berdiri.  Berawal dari cikal bakal Perseroan “NV BRAAT” pada tahun 1901 hingga saat ini telah terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan namun masih memiliki benang merah bidang usaha  yang menjadi unggulan bagi Perseroan.

Era 1901 – 1961, 1901 NV Braat Machine Fabriek berdiri dengan fokus penyedia fasilitas perawatan pabrik-pabrik gula di Jawa Timur. Tahun 1901. Tahun 1961 kemudian di nasionalisasi dan berubah nama menjadi PN Barata. 1920 Machine Fabriek & Werf NV. Molen Fliet berdiri dengan fokus hampir sama yaitu penyedia jasa peralatan pabrik gula di luar Jawa Timur. Tahun 1961 juga dinasionalisasi dan berubah nama menjadi PN Sabang Merauke.

Era 1961 – 1971, Tiga Perusahaan Nasional PN Barata, PN Sabang Merauke dan PN Peprida dijadikan satu menjadi PT Barata Metalworks & Engineering. Lini usaha utama diperluas menjadi perawatan pabrik gula, produsen mesin pengolah hasil perkebunan, pabrikasi dan instalasi konstruksi baja, produsen mesin penggilas jalan, serta jasa instalasi proyek-proyek industri dasar.

Pada tahun 1974-1976 PT Barata Metalworks & Engineering dilengkapi dengan pabrik pengecoran besi dan baja di pabrik Gresik dan Jakarta dan mulai memasuki pembangunan peralatan pelabuhan, peralatan bandar udara dan pembangkit listrik.

Era 1987 – 1998, Pada era ini selain berubah nama menjadi PT Barata Indonesia, juga terdapat hal-hal penting, antara lain:

Dilakukan peremajaan mesin-mesin produksi (Proyek P2SP).

Pada 1989 perseroan dikelola oleh Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) melalui Keppres no 40 tahun 1989.

Pada 1998 Perseroan menjadi anak perusahaan PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero) dengan keputusan Meneg Pendayagunaan BUMN no. Kep.036/M-PUBMN/98 tangga l 7 Agustus 1998.

Era 2002, Perseroan kembali di bawah pengelolaan Kementerian BUMN setelah PT BPIS dilikuidasi.

 Era 2005, Perseroan melakukan realokasi Pabrik dari Jalan Ngagel Surabaya ke lokasi Gresik.  Latar belakang realokasi adalah karena tata kota Surabaya sudah tidak diperuntukkan untuk industri. Dari sisi Barata, tindakan tersebut merupakan gerakan efisiensi operasional guna mencapai keuntungan tertinggi.

 Era 2016. Diterimanya PMN 2016 sebesar Rp500 Milyar yang secara finansial memperkuat posisi Perseroan dalam bisnis.  Peningkatan kapasitas produksi pabrik foundry dan agro juga mendapatkan efek positif dari penerimaan PMN ini.

 Era 2017. Terjadi perubahan bidang usaha yang mengacu pada FEW+ untuk tujuan penguasaan pasar yang

Sumber Daya Air (Water), dan Divisi Industri Komponen & Permesinan (+).

 Era 2018 – saat ini. Perseroan melakukan perluasan usaha dengan menetapkan tingkat pertumbuhan tinggi diantaranya dengan menambah strategi  akuisisi beberapa Perusahaan swasta atau bahkan Perusahaan non swasta bereputasi baik, memiliki prospek pasar khas/khusus dan masih bisa dikembangkan  lebih lanjut dengan pertimbangan efisiensi waktu dan dana investasi. Pada tahun 2018, rencana akuisisi terwujud dengan dibelinya aset pabrik komponen turbin milik Siemens di Cilegon. Hal ini memperkuat posisi Perseroan di bidang pembangkit tenaga listrik.

 


VISI & MISI

Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan yang kuat, sehat dan berdaya saing berbasis inovasi dan teknologi di bidang industri manufaktur mendukung sektor Food, Energy, Water.

Misi Perusahaan

Memberikan Solusi terintegrasi yang tepat guna berorientasi kepada peningkatan kepuasaan pelanggan

Mengoptimalkan sinergi BUMN dan memperkuat aliansi strategis bersama mitra lokal dan global

Memperkuat kompetensi sumber daya manusia yang terampil dan bermotivasi tinggi

Melaksanakan program pemerintah dalam rangka penguatan sektor industri manufaktur

 

Head Office

Jl. Veteran  No. 241 Gresik 61123

Phone  :+ 62 31 3990555 (hunting)

Fax       :+62 31 3990666

Mail     : [email protected]

Website : www.barata.id




0 Response to "PT. Barata Indonesia (Persero)"

Posting Komentar